Trah Eyang Reso Sentono

Keluarga Carikem

Keluarga Besar Trah Eyang Reso Sentono

Merupakan sebuah trah yang terbentuk dari 6 keluarga besar. Berawal dari Karangmojo dan tersebar ke beberapa wilayah Indonesia.

  • Kalurahan Karangmojo
  • +62 878-XXXX-XXXX
  • trahresosentono@gmail.com
  • trahresosentono.blogspot.com
  • Group WhatsApp - ResoSentono
Me

Silsilah Keluarga

Trah Eyang Reso Sentono Karangmojo

Anak 6 orang
Putu/Cucu 70 orang
Buyut/Cicit 45 orang
Canggah 15 orang
Wareng 60 orang

Carikem

Klik "Carikem" untuk mengetahui silsilah Keluarga Eyang Carikem.

Soma Sentono

Klik "Soma Sentono" untuk mengetahui silsilah Keluarga Eyang Soma Sentono.

Prawito

Klik "Prawito" untuk mengetahui silsilah Keluarga Eyang Prawito.

Ngadirah (Marjono)

Klik "Ngadirah (Marjono)" untuk mengetahui silsilah Keluarga Ngadirah (Marjono).

Senen (Ponco Taruno)

Klik "Senen (Ponco Taruno)" untuk mengetahui silsilah Keluarga Eyang Senen (Ponco Taruno).

Sariyem (Pawiro Sukarni)

Klik "Sariyem (Pawiro Sukarni)" untuk mengetahui silsilah Keluarga Eyang Sariyem (Pawiro Sukarni)

  • URUT - URUTAN SILSILAH MENURUT JAWA


    Dewasa ini orang Jawa sudah banyak yang tidak mengetahui urut - urutan dalam silsilah keluarga mereka. Banyak di antara mereka yang hanya mengetahui sebatas keturunan atau moyang yang ke empat yaitu canggah. Untuk keturunan atau moyang yang selanjutnya mereka belum tahu atau bahkan banyak yang tidak mengetahuinya.

    Dalam Keluarga Jawa, biasanya anak menyebut orang tuanya dengan sebutan Bapak/Bapa dan Simbok/Biyung. Trah (Jawa) berarti urutan keturunan dalam Keluarga Besar.

    Berikut adalah istilah untuk level leluhur (ke atas) dalam Bahasa Jawa :
    1. Moyang ke-18. Mbah Trah Tumerah
    2. Moyang ke-17. Mbah Menya-menya
    3. Moyang ke-16. Mbah Menyaman
    4. Moyang ke-15. Mbah Ampleng
    5. Moyang ke-14. Mbah Cumpleng
    6. Moyang ke-13. Mbah Giyeng
    7. Moyang ke-12. Mbah Cendheng
    8. Moyang ke-11. Mbah Gropak Waton
    9. Moyang ke-10. Mbah Galih Asem
    10. Moyang ke-9. Mbah Debog Bosok
    11. Moyang ke-8. Mbah Gropak Senthe
    12. Moyang ke-7. Mbah Gantung Siwur
    13. Moyang ke-6. Mbah Udheg-udheg
    14. Moyang ke-5. Mbah Wareng
    15. Moyang ke-4. Mbah Canggah
    16. Moyang ke-3. Mbah Buyut
    17. Moyang ke-2. Simbah, dalam bahasa Indonesia disebut Eyang
    18. Moyang ke-1. Bapak/Bapa / Simbok/Biyung.

    Berikut adalah istilah untuk level keturunan (ke bawah) Bahasa Jawa:
    1. Keturunan ke-1. Anak
    2. Keturunan ke-2. Putu, dalam bahasa Indonesia disebut “cucu”
    3. Keturunan ke-3. Buyut, dalam bahasa Indonesia disebut “cicit”
    4. Keturunan ke-4. Canggah
    5. Keturunan ke-5. Wareng
    6. Keturunan ke-6. Udhek-udhek
    7. Keturunan ke-7. Gantung siwur
    8. Keturunan ke-8. Gropak Senthe
    9. Keturunan ke-9. Debog Bosok
    10. Keturunan ke-10. Galih Asem
    11. Keturunan ke-11. Gropak waton
    12. Keturunan ke-12. Cendheng
    13. Keturunan ke-13. Giyeng
    14. Keturunan ke-14. Cumpleng
    15. Keturunan ke-15. Ampleng
    16. Keturunan ke-16. Menyaman
    17. Keturunan ke-17. Menya-menya
    18. Keturunan ke-18. Trah tumerah.
    Nah, untuk selanjutnya apa namanya?

    Semua memang harus dibatasi. Untuk garis moyang dan keturunan Jawa ini memang hanya sampai ke 18 (yang saya ketahui), yang artinya 18 (delapan belas) generasi. Kalau satu generasi saja berumur rata - rata 60 (enam puluh tahun) maka dalam 18 generasi artinya 1080 tahun.
  • Arisan Trah, Cara Ampuh Mengenal Saudara Satu Silsilah


    Trah adalah sekelompok insan yang saling memiliki hubungan kekerabatan satu-sama lain. Trah keluarga sebagai ajang  menjalin silaturahmi sangatlah tepat jika terus dilestarikan, hubungan kekeluargaan jangan sampai putus karena anggota keluarga tidak memahami silsilah keluarga.
    Menurut keterangan  salah satu warga dusun Plumbungan sekaligus salah satu pengurus Trah Mbah Reso Sentono, Siswanto, trah ini dibentuk dengan tujuan  menjalin silaturahmi antar anggota  keluarga agar tidak putus persaudaraan .
    "Tujuan dibentuknya trah ini adalah untuk menjalin tali silaturahmi atau dalam bahasa jawa kerap  disebut "nglumpukne balung pisan ben ora kepatèn obor" yang artinya setiap siapapun yang masih terhubung dalam trah dianggap sebagai bagian dari balung atau tulang  bagi yang lainnya," jelasnya kepada kontributor pada sebuah acara trah, Senin (26/06/2017) siang.
    Supriyo, A.Md (Kepala Desa Karangmojo) menambahkan, " Pertemuan rutin digelar tiap satu tahun sekali, bertepatan dengan Lebaran hari kedua, dengan lokasi bergantian. Dan kebetulan kesempatan ini bertempat di kediaman Bapak Tukiyar, mertua dari Ibu Yulianti (Sekdes Gedangrejo)." disela-sela acara.
    Tak dapat dipungkiri, pertemuan trah memang sangat berguna bagi kita untuk saling mengenal saudara satu silsilah. Maka dari itu kegiatan ini perlu dilestarikan supaya tidak punah dan tidak dilupakan anak cucu kita.
    Sumber : 
  • Selamat Datang Keluarga Besar Trah Reso Sentono

    Suasana Makan Bersama Arisan Trah 1439 H

    Habis Makan Langsung Renang